Impor Beras Indonesia Bisa Membengkak Hingga 5 Juta Ton, DPR Menanggapi
Indonesia menghadapi ancaman kenaikan impor beras yang diperkirakan mencapai 5 juta ton tahun ini. Hal ini menimbulkan kekhawatiran mengenai ketahanan pangan nasional. Anggota DPR dari Komisi IV, Andi Akmal Pasluddin, mengungkapkan bahwa peningkatan impor ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penurunan produksi beras dalam negeri dan meningkatnya kebutuhan konsumsi.
Akmal menyatakan bahwa kondisi cuaca yang tidak menentu serta serangan hama dan penyakit pada tanaman padi telah menyebabkan penurunan hasil panen di berbagai daerah. Selain itu, perubahan iklim juga mempengaruhi pola tanam dan produktivitas lahan pertanian.
Untuk mengatasi masalah ini, DPR meminta pemerintah untuk mengambil langkah-langkah strategis guna meningkatkan produksi beras dalam negeri. Salah satu usulan yang disampaikan adalah memperkuat program intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian, serta memberikan dukungan teknologi dan pendanaan kepada petani. Dengan demikian, diharapkan produksi beras nasional dapat ditingkatkan dan ketergantungan pada impor dapat dikurangi.
Pemerintah juga didorong untuk memastikan distribusi beras yang lebih merata dan efisien, sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat tanpa harus mengandalkan impor dalam jumlah besar. DPR menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengatasi tantangan ini.
Selain itu, DPR juga meminta agar ada peningkatan pengawasan terhadap impor beras untuk memastikan kualitas dan keamanan pangan. Hal ini penting untuk melindungi konsumen dari risiko beras yang tidak memenuhi standar kesehatan.
Secara keseluruhan, upaya untuk mengurangi impor beras memerlukan kerja sama yang erat antara pemerintah, petani, dan semua pemangku kepentingan terkait. Dengan langkah yang tepat, Indonesia diharapkan dapat mencapai swasembada pangan dan menjaga ketahanan pangan nasional.