Ekonomi Argentina Terperosok ke Jurang Resesi

Ekonomi Argentina kembali jatuh ke dalam resesi, memperburuk situasi ekonomi yang sudah genting. Menurut laporan terbaru, Produk Domestik Bruto (PDB) Argentina mengalami kontraksi sebesar 3,5% pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Penurunan ini dipicu oleh inflasi yang meroket, mencapai lebih dari 100% pada akhir Mei, serta kebijakan moneter yang ketat dari pemerintah untuk mengendalikan harga yang melonjak. Tingkat suku bunga yang tinggi, yang ditetapkan untuk menekan inflasi, justru menghambat pertumbuhan ekonomi dan investasi.

Krisis ekonomi ini juga berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Tingkat pengangguran meningkat, sementara daya beli masyarakat terus menurun akibat kenaikan harga kebutuhan pokok. Kondisi ini membuat banyak keluarga Argentina semakin sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Pemerintah Argentina di bawah Presiden Alberto Fernandez berusaha mengatasi krisis ini dengan berbagai langkah, termasuk memperketat pengeluaran pemerintah dan mencari dukungan internasional. Namun, upaya ini belum menunjukkan hasil yang signifikan dalam memperbaiki kondisi ekonomi secara keseluruhan.

Banyak analis ekonomi berpendapat bahwa Argentina membutuhkan reformasi struktural yang lebih mendalam untuk keluar dari krisis ini. Stabilitas ekonomi jangka panjang dinilai hanya dapat dicapai melalui perubahan mendasar dalam kebijakan fiskal dan moneter, serta peningkatan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan sumber daya negara.

Dengan situasi yang semakin memburuk, perhatian dunia internasional tertuju pada bagaimana Argentina akan mengatasi tantangan ini. Keberhasilan atau kegagalan dalam menangani krisis ini akan berdampak besar pada stabilitas ekonomi dan politik di kawasan Amerika Latin.